BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menstruasi adalah perdarahan dari uterus
karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat
minggu sekali.
Menstruasi merupakan pelepasan dinding
rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara
berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama
atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga
terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang
mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri.
Secara berkala, perempuan normal akan
mengalami menstruasi secara teratur. Menstruasi merupakan peluruhan dinding
rahim yang terdiri atas darah dan jaringan tubuh. Proses ini berlangsung secara
rutin setiap bulan pada setiap perempuan normal. Umumnya tidak ada keluhan
berarti brkaitan dengan kedatangannya kecuali sedikit mulas atau
ketidakstabilan emosi. Tetapi ada pula perempuan yang memiliki keluhan lebih
mendalam karena proses menstruasinya sudah dirasakan bermasalah baik siklus,
jumlah darah, atau nyeri yang dialami.
Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa
dan raga dua manusia berlawanan jenis dalam suatu ikatan yang suci dan mulia di
bawah lindungan hukum dan Tuhan yang Maha Esa.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian
Menstruasi ?
2. Apa saja gangguan saat menstruasi
?
3. Bagaimanakah gejala-gejala gangguan
psikolgis pada masa menstruasi ?
4. Bagaimanakah cara mengatasi gangguan
psikologis pada masa menstruasi ?
5. Apa yang dimaksud dengan perkawinan ?
6. Apa saja Gangguan Psikologi Pada Masa
Perkawinan ?
7. Apa saja Kesulitan Dalam Penyesuaian
Perkawinan ?
8. Apa saja Cara Mengatasi Gangguan
Psikologi Perkawinan ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui
Pengertian Menstruasi ?
2. Untuk mengetahui apa saja gejala-gejala
gangguan psikolgis pada masa menstruasi ?
3. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan
psikologis pada masa menstruasi ?
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan
perkawinan ?
5. Untuk mengetahui apa saja Gangguan
Psikologi Pada Masa Perkawinan ?
6. Untuk mengetahui apa saja Kesulitan
Dalam Penyesuaian Perkawinan ?
7. Untuk mengetahui Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Perkawinan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Gangguan menstruasi dan siklusnya dalam
masa reproduksi dapat digolongkan berdasarkan kelainan dalam banyaknya darah
dan lamanya perdarahan pada menstruasi (hipermenore atau menoragia dan
hipomenore), kelainan siklus (polimenore, oligomenore, amenore), perdaraha di
luar menstruasi (metroragia), gangguan lain yang ada hubungan dengan
menstruasi (ketegangan pramenstruasi premenstruasi tension, mastodinia, rasa
nyeri pada ovulasi mittelschmerz, dan dismenore).
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya
perdarahan pada menstruasi.
a. Hipermenore atau menoragia
Hipermenore adalah perdarahan menstruasi lebih banyak dari normal (lebih
dari 80 ml) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai
dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
b. Hipomenore
Hipermenore adalah perdarahan menstruasi yang lebih pendek dan atau lebih
kurang dari biasa.
2. Kelainan Siklus Menstruasi
a. Polimenore atau epimenoragia
Siklus menstruasi yang lebih memendek dari biasa yaitu < 21 hari,
sedangkan jumlah pendarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
b. Oligomenore
Oligomenore adalah siklus menstruasi memanjang > 35 hari sedangkan
jumlah pendarahan tetap sama.
c. Amenore
Amenore adalah keadaan tidak datang menstruasi selama tiga bulan
berturut-turut.
3. Perdarahan di luar menstruasi
a. Metroragia
Yaitu perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
B.
Gejala-gejala gangguan psikologis terhadap menstruasi
1.
Komplek
Kastrasi (Trauma Genetalia) Muncul gambaran fantasi yang aneh-aneh dan
menimbulkan kecemasan-kecemasan dan perasaan bersalah/berdosa.
2.
Teori
Cloaca Munculnya anggapan keliru dimana segala sesuatu yang keluar dari rongga
tubuh
itu adalah kotor, najis, menjijikkan, serta merupakan tanda noda yang
tidak suci.
3.
Fobia
Ketakutan yang tidak beralasan
4.
Hypochondria
Rasa tertekan, ketakutan dan fantasi sakit (paranoid)
5.
Paranoid
6.
Psychogene
Aminorhe Berhentinya menstruasi sebelum waktunya, penolakan terhadap
menstruasi.
C.
Cara mengatasi gangguan psikologis
1. Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi
pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi atau konsling pada
tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga
kesehatan tersebut sebagai konselor. Peran atau tugas sebagai konselor ini
yaitus ebagai berikut:
a. Memberi penjelasan kepada klien, bahwa
proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal yang pasti akan
terjadi dan akan dialami oleh setiap wanita yang subur
b. Memberi informasi-informasi positif yang
berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap proses
menstruasi tersebut.
2. Memberikan saran untuk mengurangi
ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung, seperti istirahat yang
cukup, perbanyak minum air putih dan melakukan kompres air hangat pada bagian
perut.
D.
Perkawinan
Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa
dan raga dua manusia berlawanan jenis dalam suatu ikatan yang suci dan mulia di
bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa. Terdapat beberapa Macam
perkawinan, yaitu:
a. Perkawinan Pologami.
Suatu perkawinan dimana seorang suami mempunyai lebih dari satu isteri.ada
banyak alasan pria menjalankan bentuk perkawinan ini,antara lain anak,jenis
kelamin anak,ekonomis,status sosial dan lain-lain.
b. Perkawinan Eugenis
Suatu bentuk perkawinan untuk memperbaiki/memuliakan ras.Saat Perang Dunia
II Hitler memerintahkan penculikan terhadap gadis-gadis cantik dan pintar dari
negara yang didudukinya.
1.
Penyesuain Dalam Perkawinan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyesuaian Seksual.
a. Perilaku terhadap Seks.
Sikap terhadap seks sangat dipengaruhi oleh cara laki-laki dan perempuan
menerima informasi seks selama masa anak-anak dan remaja.Sekali perilaku yang
tidak menyenangkan dikembangkan maka akan sulit sekali untuk dihilangkan.
b. Pengalaman Seks Masa Lalu
Cara orang dewasa dan temen sebaya bereaksi
terhadap masturbasi,petting dan hubungan suami isteri sebelum menikah,ketika
mereka masih muda dan cara laki-laki dan perempuan merasakan itu sangat
mempengaruhi perilaku mereka terhadap seks.Apabila pengalaman awal seorang
perempuan tentang petting tidak meyenanagkan.hal ini akan mewarnai sikapnya
terhadap seks.
c. Dorongan Seksual
Dorongan seksual berkembang lebih awal pada laki-laki daripada perempuan
cenderung tetap demikian,sedangkan pada perempuan timbul secara periodik dan
turun naik selama siklus menstruasi.Variasi ini mempengaruhi minat dan
kenikmatan akan seks yang kemudian akan mempengaruhi penyesuaian seksual.
d. Pengalaman Seks Marital Awal.
Kepercayaan bahwa hubungan seksual menimbulkan keadaan ekstasi yang
tidak sejajar dengan pengalaman lain.Hal ini menyebabakan banyak orang dewasa
muda merasa begitu pahit dan susah sehingga penyesuaian seksual sulit atau
tidak mungkin dilakukan.
e. Sikap Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi
Konflik dan ketegangan akan lebih sedikit terjadi jika suami atau isteri
setuju menggunakan alat pencegah kehamilan,dibandingkan jika antara keduanya
mempunyai sikap yang berbeda tentang alat kontrasepsi..
f. Efek Vasektomi.
Apabila seseorang menjalani operasi vasektomi maka akan hilang ketakutannya
akan kehamilan yang tidak diinginkan.Vasektomi mempunyai efek yang positif bagi
perempuan tentang penyesuaian seksual,tetapi membuat laki-laki mempertanyakan
kelelakiannya
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyesuaian Diri dengan Pihak Keluarga Pasangan.
a. Keinginan untuk mandiri
Orang yang menikah muda cenderung menolak berbagai saran dan petunjuk
dari orang tua mereka,walaupun mereka menerima bantuan keuangan, dan khususnya
mereka menolak campur tangan dari keluarga pasangannya
b. Keluargaisme
Penyesuaian dalam perkawinan akan lebih pelik apabila salah satu pasangan tersebut menggunakan waktu lebih banyak untuk keluarga dari pada yang mereka sendiri inginkan.
Penyesuaian dalam perkawinan akan lebih pelik apabila salah satu pasangan tersebut menggunakan waktu lebih banyak untuk keluarga dari pada yang mereka sendiri inginkan.
E.
Gangguan Psikologi Pada Masa Perkawinan
Gangguan
psikologi pada masa perkawinan juga berawal dari penyesuaian.
penyesuaian yang
dimaksudkan yaitu:
1. Pola baru dalam tingkah laku seksual
a. Term Marriage
Term marriage
atau perkawinan periodik yaitu dengan merencanakan suatu kontrak tahap pertama
selama 3-5 tahun sedang tahap kedua ditempuh dalam jangka 10 tahun.perpanjangan
kontrak bisa dilakukan untuk mencapai tahap ketiga yang memberikan hak kepada
kedua partner untuk saling memiliki secara permanen.
b. Trial Marriage
Trial marriage
atau kawin percobaan dengan ide melandaskan argumentasinya pada pertimbangan
sebagai berikut :jangan hendaknaya dua orang saling melibatkan diri dalam satu
relasi sangat intim dan kompleks dalam bentuk ikatan perkawinan itu tidak
mencobanya terlebih dahulu,selama satu periode tertentu umpamanya saja selama
beberapa bulan atau beberapa tahun. Jika dalam periode yang ditentukan kedua
belah pihak saling bersesuian,barulah dilaksanakan ikatan perkawinan yang
permanen.
c. Companionate Marriage
Companionate
marriage merupakan pola perkawinan ini menganjurkan dilaksanakan perkawinan
tanpa anak,dengan melegalisir keluarga berencana atau pengendalian kelahiran juga
melegalisir perceraian atas dasar persetujuan bersama.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian terhadap pasangan.
a. Konsep pasangan yang ideal.
Dalam memilih
pasangan,baik pria dan wanita sampai sejauh tertentu dibimbing oleh konsep
pasangan ideal yang dibentuk selama masa dewasa.semakin orang terlatih
menyesuaikan diri terhadap realitas semakin sulit penyesuaian dilakukan
terhadap pasangan.
b. Pemenuhan Kebutuhan.
Apabila
penyesuaian yang baik dilakukan ,pasangan harus memmenuhi kebutuhannya yang
berasal dari pengalaman awal.Apabila orang dewasa perlu pengenalan,pertimbangan
prestasi dan status sosial agar bahagia,pasangan harus membantu pasangan
lainnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Kesamaan Latar Belakang.
Semakin sama
latar belakang suami dan isteri semakin mudah untuk saling menyesuaikan
diri.Bagaimanapun juga apabila latar belakang mereka sama setiap orang dewasa
mencari pandangan unik tentang kehidupan.Semakin berbeda pandangan hidup ini,
makin sulit penyesuaian diri dilakukan.
d. Minat dan Kepentingan Bersama
Kepentingan
yang saling bersamaan tentang suatu hal yang dapat dilakukan pasangan cenderung
membawa penyesuaian yang baik
e. Keserupaan Nilai
Pasangan yang
menyesuaikan diri dengan baik mempunyai nilai yang lebih serupa daripada mereka
yang penyesuaian dirinya buruk.Barangkali latar belakang yang sama menghasilkan
nilai yang sama pula.
f. Konsep Peran.
Setiap lawan
pasangan mempunyai konsep yang pasti mengenai bagaimana seharusnya peranan
seorang suami dan isteri , atau setiap orang mengharapkan pasangannya memainkan
perannya.Jika harapan terhadap peran tidak terpenuhi, akan mengakibatkan konflik
dan peyesuian yang buruk.
g. Perubahan Dalam Pola Hidup.
Penyesuaian
terhadap pasangan berarti mengorganisasikan pola kehidupan, merubah
persahabatan dan kegiatan-kegiatan sosial serta merubah persyaratan
pekerjaan,terutama bagi seorang isteri. penyesuaian-penyesuaian ini seringkali
diikuti oleh konflik emosional.
F.
Kesulitan Dalam Penyesuaian Perkawinan
a. Persiapan yang terbatas untuk perkawinan
Walaupun dalam
kenyataan sekarang,penyesuaian seksual lebih mudah ketimbang pada masa
lalu,karena banyak informasi tentang seks yang tersedia baik di rumah,di
sekolah,di universitas dan di perguruan tinggi serta tempat-tempat yang
lain.kebnayakan pasangan suami isteri hanya menerima sedikit persiapan di
bidang keterampilan domestik,mengasuh anak,dan manajemen umum.
b. Peran dalam perkawinan.
Kecenderungan
terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria dan wanita, dan konsep yang
berbeda tentang peran ini yang dianut kelas osial dan sekelompok religius yang
berbeda membuat penyesuaian dalam perkawinan semakin sulit sekarang daripada di
masa lalu ketika peran masih begitu ketat dianut.
c. Kawin Muda
Perkawinan
dan kedudukan sebagai orang muda menyelesaikan pendidikan mereka dan secara
ekonomis independent membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mempunyai
pengalaman yang dipunyai oleh teman-teman yang tidak kawin atau orang – orang
yang telah mandiri sebelum kawin.Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan
menjadi halangan bagi penyesuaian perkawinan.
d. Konsep yang tidak realistis tentang
perkawinan
Orang dewasa
yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan sedikit atau tanpa
pengalaman kerja,cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis tentang makna
perkawinan berkenan dengan pekerjaan,deprivasi,pembelanjaan uang atau perubahan
dalam pola hidup.pendekatan yang tidak realistis ini menuju ke arah kesulitan
penyesuaian yang serius yang sering diakhiri dengan perceraian.
e. Perkawinan Campur
Penyesuaian
terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara dari pihak isteri
dan sebaliknya jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bika
kedua berasal dari latar belakang budaya yang sama.
f. Pacaran yang dipersingkat
Periode atau
masa pacaran lebih singkat sekarang ketimbang masa dulu,dan karena itu pasangan
hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian
sebelum mereka melangsungkan perkawinan.
g. Konsep Perkawinan yang Romantis
Banyak orang
dewasa yang mempunyai,konsep perkawinan yang romantis yang berkembang pada masa
remaja.Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil perkawinan sering
membawa kekecewaan yang menambah kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan
tanggung jawab perkawinan.
h. Kurangnya identitas
Apabila
seseorang merasa bahwa keluarga,teman dan rekannya memperlakukannya sebagai wanita
merasa bahwa kelompok sosial menganggap dirinya hanya sebagai “ibu rumah
tangga”, walaupun dia seorang wanita karir yang berhasil, ia bisa saja
kehilangan identitas diri sebagai individu yang sangat dijunjung dan dinilai
tinggi sebelum perkawinan.
G.
Cara
Mengatasi Gangguan Psikologi Perkawinan
1. Dengan cara melakukan Konseling
(perkawinan)
konseling
perkawinan dapat digunakan sebagai suatu pendekatan pemecahan masalah.
a. Tujuan Konseling Perkawinan
Konseling
perkawinan dilaksanakan tidak bermaksud untuk mempertahankan suatu
keluarga.Konselor berpandangan bahwa dirinya tidak memiliki hak untuk
memutuskan cerai atau tidak sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi
pasangan.Konseling perkawinan dimaksudkakan membantu klien untuk mengaktualkan
diri yang menjadi perhatian pribadi.
2. Tipe-tipe Konseling Perkawinan, yaitu:
a. Concurent marital counseling
Konseling
dilakukan secara terpisah.metode ini digunakan bila salah seorang partner
memiliki masalah psikis tertentu untuk dipecahkan tersendiri selain juga
mengatasi masalah yang berhubungan dengan pasangannya.
b. Collaborative marital counseling
Setiap partner
secara individual menjumpai konselor yang berbeda,
c. Conjoint marital conseling
Suami isteri
datang bersama-sama ke seorang atau beberapa orang konselor.
d. Couples group counseling
Beberapa pasangan
secara bersama-sama datang ke seseorang atau beberapa prang konselor.
3. Peran Konselor
a. Menciptakan hubungan baik
b. Memberi kesempatan klien untuk melakukan
ventilasi,yaitu membuka perasaannya secara leluasa dihadapan pasangannya.
c. Memberi dorongan dan penerimaan terhadap
klien
d. Melakukan diagnosis/penemuan masalah
e. Membantu klien mencari kemungkinan
alternatif menentukan tindakan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang
setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau
menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi
pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung faktor-faktor yang mempengarui
kedewasaan atau perkembangan hormon pada gadis itu sendiri.
Dari gejala itu pun dapat diatasi dengan
perbaikan pandangan hidup kita dan selalu berfikir positif, atau bisa dengan
terapi trapiautik dari tenaga kesehatan.
Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa
dan raga dua manusia berlawanan jenis dalam suatu ikatan yang suci dan mulia di
bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa.
Gangguan psikologisnya yaitu:
1. Pola baru dalam tingkah laku seksual:
a. Term Marriage
b. Trial Marriage
c. Companionate Marriage
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian terhadap pasangan.
a. Konsep pasangan yang ideal.
b. Pemenuhan Kebutuhan.
c. Kesamaan Latar Belakang.
d. Minat dan Kepentingan Bersama
e. Keserupaan Nilai
f. Konsep Peran.
g. Perubahan Dalam Pola Hidup
B.
Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar
dapat memberikan saran dan kritik kepada penulis, demi perbaikan makalah
selanjutnya dan semoga pembaca dapat menambah wawasan pembaca mengenai gangguan
psikologis pada menstruasi dan dapat mengatasinya serta dapat mengetahui gangguan psikologi pada
masa perkawinan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumiarni, Endang. 2004, Tentang Psikologis Dalam Perkawinan (Kesetaraan Jender Melalui Perjanjian
Kawin). Yogyakarta: Wonderful Publishing Company.
2. Suryani,
Eko. 2008. Tentang Psikologi Ibu dan
Anak. Penerbit: Fitmaraya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar