Iklan

Sabtu, 29 April 2017

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN WANITA

KATA PENGANTAR


Dengan  menyebut  nama  Allah  Yang   Maha   Pengasih   lagi   Maha Penyayang, Alhamdulillahirobbilalamin berkat limpahan rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul  “Aspek Sosial Budaya Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Wanita” dapat terwujud sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. makalah ini dibuat dalam  rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD). 
            Dalam penelitian ini, penulis tidak hanya bekerja sendiri. Tanpa bantuan dari semua  pihak,  tidak  mungkin  makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan semangat sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Atas segala bantuannya baik secara  moral,  material, maupun   spiritual penulis mengucapkan terima kasih.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari kesalahan,kelemahan,bahkan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran  yang  bersifat  membangun sangat diharapkan agar dapat  dijadikan  acuan  dalam  penulisan makalah  periode berikutnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Atas  bantuan dari  semua  pihak  penulis mengucapkan  terima  kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.


 

DAFTAR ISI



BAB I

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari individu, masyarakat dan pemerintah. Apapun peran yang dilakukan pemerintah tanpa kesadaran individu dan masyarakat maka hanya sedikit yang akan tercapai.oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia selalu menjadi masalah pelik yang tak kunjung membaik keadaannya. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif.
Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di
Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan
anak. Baik masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi  mengenai berbagai pantangan, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.

1. Apa pengertian budaya?
2. Apa saja unsur kebudayaan?
3. Apa saja manfaat mempelajari kebudayaan?
4. Apa saja aspek sosial yang mampu mempengaruhi kesehatan?
5. Apa saja aspek perubahan sosial?

1.      Untuk mengetahui pengertian budaya
2.      Untuk menegetahui  unsur kebudayaaan
3.      Untuk mengetahui manfaat mempelajari  kebudayaan
4.      Untuk mengetahui aspek sosial yang mampu mempengaruhi kesehatan
5.      Untuk menegetahui apa saja perubahan aspek sosial





Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, karya, dan rasa. Sebenarnya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Koentjaraningrat (2002) mendefinisikan kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusia memerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya.
Taylor dalam bukunya Primitive Culture, memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaankebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Herskovits, Budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian dari lingkungannya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa disebut budaya.

Koentjaraningrat (2002) membagi budaya menjadi 7 unsur,  yakni sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur itulah yang membentuk budaya secara keseluruhan.

a.       Didalam semua religi atau agama, ada kepercayaan tertentu yang berkaitan dengan kesehatan, gizi, dan lain-lain. Misal, orang yang beragama Islam tidak makan babi, sehingga dalam rangka memperbaiki status gizi, seorang petugas kesehatan dapat menganjurkan makanan lain yang bergizi yang tidak bertentangan dengan agamanya.
b.      Dengan mempelajari organisasi masyarakat, maka petugas kesehatan akan mengetahui organisasi apa saja yang ada di masyarakat, kelompok mana yang berkuasa, kelompok mana yang menjadi panutan, dan tokoh mana yang disegani. Sehingga dapat dijadikan strategi pendekatan yang lebih tepat dalam upaya mengubah perilaku kesehatan masyarakat.



c.       Petugas kesehatan juga perlu mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Dengan mengetahui pengetahuan masyarakat maka petugas kesehatan akan mengetahui mana yang perlu ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu dilestarikan dalam memperbaiki status kesehatan.
d.      Petugas kesehatan juga perlu mempelajari bahasa lokal agar lebih mudah berkomunikasi, menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan bersama dan rasa persaudaraan.
e.       Selain itu perlu juga mempelajari tentang kesenian dimasyarakat setempat. Karena petugas kesehatan dapat memanfaatkan kesenian yang ada dimasyarakat untuk menyampaikan pesan kesehatan.
f.       Sistem mata pencaharian juga perlu dipelajari karena sistem mata pencaharian ada kaitannya dengan pola penyakit yang diderita oleh masyarakat tersebut.
g.      Teknologi dan peralatan masyarakat setempat . Masyarakat akan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan petugas jika petugas menggunakan teknologi dan peralatan yang dikenal masyarakat.

Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah :
a.       Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebiha banyak menderita penyakit infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-lain.
b.       Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnya dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat.
c.       Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya dikalangan petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang banyak dilakukan disawah dengan lingkungan yang banyak cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja diindustri , misal dipabrik tekstil banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar dengan debu.
d.      Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.


  Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan :
     1.      Self concept
Self concept kita ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruska perilaku kita, begitu pula sebaliknya.
     2.      Image kelompok
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkungan medis, dan besar kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi dokter.

Menurut G.M. Foster (1973) , aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan antara lain :
     1.      Pengaruh tradisi
Ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat.
a.       Sikap fatalistis
Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh : Beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir , sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
b.      Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.



     2.      Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu, menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat bernaggapan daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing, dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
     3.      Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan. Pengaruh nilai, Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merah daripada diberas putih.
    4.      Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan.
Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, manusia yang biasa makan nasi sejak kecil, akan sulit diubah kebiasaan makannya setelah dewasa.
     5.      Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan, dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.

Menurut Koentjaraningrat, bahwa perubahan budaya yg terjadi di masyarakat dpt dibedakan kedalam beberapa bentuk :
a.       Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat
b.      Perubahan yang pengaruhnya kecil dan besar
c.       Perubahan yang direncanakan dan yg tidak direncanakan
d.      Makanan dan Budaya
1.      Definisi Makanan
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsurunsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan dalam tubuh.
2.      Kebudayaan Menentukan Makanan
Sebagai suatu konsep budaya, makanan (food) bukanlah semata-mata suatu produk organik dengan kualitas-kualitas biokimia yang dapat dipakai oleh organisma termasuk manusia untuk mempertahankan hidupnya. Akan tetapi makanan sebagai sesuatu yang akan dimakan, diperlukan pengesahan budaya.
Lewat konsep-konsep budaya itulah sejumlah makanan yang menurut ilmu gizi sangat bermanfaat untuk dikonsumsi, tetapi dalam prakteknya bisa jadi justru dihindari. Contoh :
a.       Adanya pantangan bayi dan anak tidak diberikan daging, ikan, telur, dan makanan yang
b.      dimasak dengan santan dan kelapa parut sebab dipercaya akan menyebabkan cacingan, sakit perut, dan sakit mata .
c.       Bagi gadis dilarang makan buah: pepaya, nanas dan jenis pisang tertentu (yang dianggap tabu) karena ada hubungan yang erat dengan siklus masa haid, hubungan kelamin dan reproduksi.



BAB III

PENUTUP

Faktor-faktor sosial-budaya mempunyai peranan penting dalam memahami sikap dan prilaku menanggapi kehamilan dan kelahira.Sebagian pandangan budaya mengenai hal-hal tersebut telah diwariskan turun-temurun dalam kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karna itu, meskipun petugas kesehatan mungkin menemukan suatu bentuk prilaku atau sikap yang terbukti kurang menguntungkan bagi kesehatan, seringkali tidak mudah bagi mereka untuk mengadakan perubahan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khusunya. Serta pembaca diharapkan mampu memahami aspek soial budaya yang dpaat mempengaruhi kesehatan serta menerapkan hal-hal yang bermanfaat dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari.



Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan komunitas. Jakarta:EGC
Soekidjo Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar