KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan karunia Nya makalah ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas kelompok ini,
tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok ini dengan baik. Kami mengucapkan terimakasih
kepada seluruh anggota yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan segala
pemikiran dalam makalah ini. Makalah kelompok kami masih belum cukup sempurna,
oleh karena itu kami menerima saran dan kritik guna kesempurnaan tugas ini dan
kedepanya. Dan kami berharap makalah ini bermanfaat terutama bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
KATA
PENGANTAR................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
Latar
Belakang.......................................................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................... 5
A. Anatomi
dan Fisiologi Payudara................................................................. 5
a. Anatomi
payudara............................................................................... 5
b. Fisiologi
Payudara.............................................................................. 7
B. Proses
Laktasi.......................................................................................... 7
BAB
III PENUTUP....................................................................................... 9
A. Penutup
................................................................................................... 9
B. Saran
...................................................................................................... 9
C. Daftar Pustaka ........................................................................................ 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara,
tetapi antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Untuk
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber
utama dari kehidupan, karena air susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling
penting pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Menjelang akhir kehamilan, kelenjar mamae Ibu
berkembang penuh untuk menyusui, tetapi hanya beberapa mililiter cairan di sekresi
setiap hari sampai setelah bayi di lahirkan cairan ini di namakan kolostrum..
Penting untuk diketahui oleh ibu-ibu supaya menyususi harus dilaksanakan
berdasarkan permintaan/kebutuhan bayinya dan dilaksanakan secara teratur
sepanjang hari baik pagi maupun malam hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Anatomi
dan Fisiologi Payudara
a. Anatomi
payudara
Payudara adalah pelengkap organ
reproduksi wanita. Payudara pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu.
Payudara terletak di bawah kulit di atas otot dada, terletak pada fasia
superfisialis di antara sternum dan aksila. Melebar dari iga kedua sampai iga
ketujuh. Pada umumnya manusia mempunyai payudara yang beratnya ±200gr, saat
hamil ±600gr, saat menyusui ±800gr. Namun berat dan ukuran disebabkan
oleh beberapa faktor, seperti genetik atau berat badan yang berlebih dan faktor
lainya.
Payudara memiliki 3 bagian utama yaitu
:
1. Korpus
mammae (badan payudara)
2. Areola
(bagian hitam di sekitar papilla)
3. Papilla
(puting payudara)
1.1 gambar
anatomi dan fisiologi payudara
2. Korpus
payudara
Korpus
terdiri dari jaringan kelenjar, ductus tubulus alveolus, jaringan ikat, lemak
dan pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf.
Lobulus
yaitu kumpulan alveolus. Korpus terdiri dari
15-25 lobus. Tiap lobus terdiri dari 20-40 lobulus. Dan tiap lobulus
terdiri dari 10-100 alveolus. Alveolus yaitu unit terkecil yang memprodksi ASI.
Asi disalurkan dari alveolus ke saluran kecil(ductulus), kemudian beberapa
ductulus akan bergabung dan membentuk saluran yang lebih besar (ductus
lactiferus), dan melebar ke sinus lactiferus, akhirnya menuju ke puting susu.
3. Areola
1.2
gambar areola
Areola
merupakan area gelap kemerahan di sekitar puting payudara. Terdapat
bulatan-bulatan kecil pada areola payudara yaitu kelenjar sebaceous atau yang
dikenal dengan kelenjar Montgomery, yang berfungsi sebagai pelumas agar menjaga
kelembapan area di sekitar puting saat diisap oleh bayi atau saat memompa
payudara.
4. Papila
Papila
adalah bagian ujung pada payudara yang menonjol, yang berfungsi sebagai tempat
pengeluaran asi. Puting susu bisa mengalami ereksi, yang disebabkan oleh
respons taktil terhadap suhu dingin, baik pada pria ataupun wanita. Ereksi
puting juga bisa terjadi saat timbulnya gairah seksual pada wanita dan pria,
atau selama menyusui. Kedua hal tersebut disebabkan oleh pelepasan oksitosin.
Papila
payudara pada tiap manusia berbeda bentuknya, berikut beberapa bentuk papila
payudara.
1.3 bentuk
papila payudara
b. Fisiologi Payudara
b. Fisiologi Payudara
Fisiologi
Payudara ini melibatkan fisiologi laktasi dimana payudara menjalankan perannya
sebagai penghasil air susu. Ada 2 faktor yang terlibat dalam fisiologi laktasi,
yaitu hormone prolaktin dan hormone oksitosin.
Hormon
prolaktin dihasilkan oleh Adenohipofisis. Pada wanita bersalin, kelenjar
susunya yang dirangsang oleh hormon prolaktin sehingga wanita tersebut mampu
menghasilkan air susu untuk bayinya.
Hormon
Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan
dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca
melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk
memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu
let-down reflek.
B. Proses
Laktasi
Laktasi adalah produksi, pengeluaran
asi. Keduanya harus sama baiknya. Di dalam bagan payudara terdapat bangun yang
disebut alveolus, yang merupakan tempat dimana air susu diproduksi. Dari
alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), dimana beberapa
saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus). Di bawah
areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya
semua saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya
semua saluran yang besar ini memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di
dalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot yang bila berkontraksi
dapat memompa ASI keluar.
Pengeluaran ASI
dipengaruhi hormon-hormon, yaitu Hormon Prolaktin. Ketika bayi menyusu,
payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian bereaksi mengeluarkan
hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke payudara.
Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi
susu. Sel-sel pembuat susu sesungguhnya
tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian besar hormon Prolaktin
berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses menyusui. Jadi
setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin sampai
di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon
Prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya.
1.4 gambar isapan bayi menghasilkan rangsangan pada papila
payudara.
Dan dipengaruhi Hormon
Oksitosin. Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan
hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih
cepat daripada Prolaktin. Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju
payudara. Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk
berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat susu
terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan
ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu.
Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI.
Produksi Hormon
Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara. Hormon
oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu
mendengar suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar.
Suara tangis bayi, sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui
bayinya, atau bahkan ketika ibu memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi,
ASI dapat menetes keluar.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Payudara wanita merupakan bagian yang penting karena fungsi
utamanya yaitu memproduksi nutrisi bagi bayi (ASI). Secara anatomi payudara
terdiri atas 3 bagian, corpus payudara,
areola dan papila. Sedangkan secara fisiologis dapat diketahui bahwa payudara
memproduksi ASI yang dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin. Dan Proses
Laktasi diketahui fungsinya untuk produksi dan pengeluaran asi. dimana bayi
nantinya akan mendapat asi yang merupakan sumber nutrisi terpenting.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi
payudara, kelenjar dan hormon yang mempengaruhi, serta proses laktasinya.
Daftar Pustaka
Irianto,
Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar