DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 4
1.2 Tujuan........................................................................................................... 4
1.3 Manfaat......................................................................................................... 4
BAB II : Pembahasan
2.1
Teori Dorothea E.Orem................................................................................ 5
2.2 Langkah-langkah Proses
Kebidanan menurut Orem..................................... 6
2.3 Pengaplikasian Teori Orem
dalam Praktik Kebidanan ................................. 8
BAB III: Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 10
3.2
Saran........................................................................................... ................ 10
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara
umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam
praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep
sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan
ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep
atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang
digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik
perhatiannya.
Konseptual
model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu
disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang
mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang
masing-masing.
Dari
beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul
"Nursing Conceps of Practice Self Care".
Model
ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980
dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan
pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang
meliputi :
a. Teori
self care
b. Teori
self care deficit
c. Teori
nursing system
B. Tujuan pembuatan makalah
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang teori Dorothea E. Orem.
2. Untuk memahami konsep-konsep model
kebidanan menurut Teori Dorothea E. Orem.
C. Manfaat pembuatan makalah
1. Mahasiswa mampu mengetahui
dan menjelaskan tentang Teori Ernestine Wiedenbach.
2. Mahasiswa mampu mengetahui
tentang penjelasan konsep yang luas menurut Ernestine Wiedenbach.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Dorothea
E. Orem
Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri kecuali jika tidak memungkinkan,orang yang biasa memenuhi kebutuhan
self care sendiri di sebut Self Care Agent.sedangkan bagi bayi,anak,orang yang
sakit berat atau tidak sadar,keluarga atau orang tua merupakan Dependent Care
Agent.
Kebutuhan
Self Care dibagi 3 kategori;
1.
Universal Self Care
Yaitu kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan
udara,air,makanan,eliminasi,keseimbangan aktifitas dan istirahat.
2.
Development Self Care
Yaitu kebutuhan yang timbul menurut tahap perkembangan
individu dan lingkungan dimana individu tersebut berada, sehingga kebutuhan ini
di hubungkan dengan siklus kehidupan manusia.
3.
Health Deviation Self Care
Kebutuhan yang ada jika seseorang kesehatannya terganggu
yang mengakibatkan perubahan perilaku self care.
B. Teori Self-care Defisit
Bila individu mampu untuk memenuhi tuntutan self care maka
kebutuhan untuk merawat diri sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan lebih
besar dari kemampuan maka akan terjadi ketidak seimbangan yang disebut self
care defisit.
Tujuan
untuk memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan :
1.
Menurunkan kebutuhan self care ke tahap dimana pasien dapat memenuhinya.
2.
Meningkatkan kemampuan pasien untuk dapat memenuhi self care.
3.
Mengijinkan keluarga atau orang lain untuk memberikan dependent care bila self
care tidak memungkinkan.
4.
Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan maka bidan yang akan melaksanakannya
bantuan yang dapat diberikan adalah berupa: berperan atau melakukan, mengajak,
membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
Untuk
dapat memberikan maka bidan harus memperhatikan
aspek penting yaitu:
1.
Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai kelompok tersebut
mampu melaksanakan asuhan sendiri.
2.
Menentukan bantuan yang dibutuhkan pasien.
3.
Memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
4.
Merencanakan bantuan langsung bersama pasien dan keluarga.
5.
Mengintergrasikan asuhan dengan kegiatan sehari hari pasien dan pelayanan
kesehatan lainya sehingga untuk memberikan bantuan kepada pasien diperlukan
pengetahuan tentang manusia, kebutuhan self care, self care defisit, dan
menerapkan 5 teori bantuan.
Proses
keperawatan berdasarkan self-care model. Definisi proses keperawatan menurut
Orem:
1.
Menentukan mengapa seseorang membutuhkah asuhan keperawatan.
2.
Menentukan sistem bantuan keperawatan.
3.
Merencanakan pelaksanaan bantuan keperawatan yang spesifik.
4.
Memberikan dan mengevaluasi pelaksanaan bantuan keperawatan.
2 B. Langkah-langkahProses Kebidanan menurut Orem
1. Pengkajian
Tujuan: menentukan kebutuhan self care individu,
mengidentifikasi apakah ada atau tidak ada self care deficit.
Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi/menghilangkandeficit yang ada dengan:
Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi/menghilangkandeficit yang ada dengan:
a. Mengurangi kebutuhan
self-care.
b. Meningkatkan keseorangan pasien untuk memenuhi
kebutuhan self-care.
c. Memperbolehkan keluarga satu orang lain memberikan
dependent care.
d. Memenuhi langsung kebutuhan self-care.
e. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan
keperawatan dengan kegiatan pasien sehari-hari, pelayanan kesehatan yang lain
diperlukan/diterima dan pelayanan sosial dan pendidkan yang
diperlukan/diterima.
Tiga
kategori kebutuhan self-care dapat dipakai sebagai kerangka pengkajian :
a.
Universal
Menggunakan observasi, pengukuran
dan wawancara untuk mengidentifikasi pola
normal kebutuhan pasien sehari-hari,
mengidentifikasi dan menganalisa ketidakseorangan
melakukan self-care.
b.
Developmental
Mengidentifikasi perubahan gaya hidup
pasien atau siklus kehidupan dan kebutuhan
akan pengembangan yang timbul dari
perubahan tersebut.
c. Health
Deviation
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah
pada penyakit.
2.
Perencanaan
Setelah mengidentifikasi self-care
deficit maka data ini dapat dipakai sebagai pemyataan
masalah dalam rencana
keperawatan. Kemudian perawat menentukan sistem keperawatan
yang diperlukan:
totally compensatory, partially compensatory atau educative or supportive
serta
tujuan yang telah ditentukan oleh perawat-pasien, untuk menghilangkan self-care
deficit.
3.
Implementasi
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi
penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang
tumbuh
kembang.
4.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan
dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.
C. Penerapan
Teori Orem dalam Kasus Praktik Kebidanan
Ibu hamil dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem dipandang sebagai
individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Klien dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai
sejahtera/kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai
dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, seorang bidan menurut teori self-care berperan sebagai
pendukung/pendidik bagi klien secara terkontrol untuk tetap mempertahankan
kemampuan optimalnya dalam mencapai sejahtera.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor
internal dan eksternal, faktor internal meliputi usia, tinggi badan, berat
badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun
faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien
tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri
yang bersifat kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan
mencapai kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare
berdasarkan teori Orem yaitu:
1. Universal self care requisites
(kebutuhan perawatan diri universal)
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus
hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang meliputi
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta
menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien bumil DM, kebutuhan
tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare
antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai (menjaga pola makanan
dan jenis makanan yang akan dikonsumsi) dan pemantauan kadar glukosa darah.
2. Development self care requisites
(kebutuhan perawatan diri pengembangan)
Klien mengalami
perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan
fisik pada klien dengan antara lain menimbulkan peningkatan dalam berkemih,
rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama
penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar
glukosanya tinggi).
3. Health deviation self care
requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan
seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan
dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang-kejang, takhi
kardi, dan hemiparesis. Pada klien terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan
yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki. Klien akan mengalami
penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan
pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang
dialami oleh klien bumil dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut
Orem peran bidan dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu
untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai dengan
klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap
barulah bidan mulai bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien
secara optimal sesuai dengan kondisi aktual klien yang berhubungan dengan
Diabetes Mellitus yang diderita oleh klien.
BAB III
PENUTUP
3 A. Kesimpulan
Dalam
Dorothea E. Orem terdapat 3 konsep model asuhan kebidanan yaitu :
a. Teori self care
b. Teori self care deficit
c. Teori nursing system
Langkah-langkah Proses Kebidanan
menurut Dorothea E. Orem yaitu :
1.
Pengkajian
2.
Perencanaan
3.
Implementasi
4.
Evaluasi
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya,
namun sebagai manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun kami sangat diharapkan untuk
menyempurnakan makalah ini, agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami
diwaktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani,
Dwana, 2008. Konsep Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
Marmi,
S.ST., M.Kes, Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar