Iklan

Selasa, 02 Mei 2017

RESUM MAKALAH RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)



RJP adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti nafas karena sebab tertentu.
Prinsip RJP saat ini yang terbaru adalah C - A - B.

C = Circulatory atau bantuan pijatan jantung.
Circulatory dilakukan dengan posisi korban Supinasi (terlentang), kemudian letakkan keduan telapak tangan yang bertumpu satu sama lain atau sambil di genggam di Sternum no 3, atau sejajar di tenagah payudara pada orang dewasa.
jika pada bayi gunakan jempol, tepat di sternum no 3 atau sejajar di tengah payudara. dan pada anak-anak gunakan jari telunjuk dan jari tengah tepat di sternum no 3 atau sejajar dengan payudara.
posisi penolong dan pasien sebagai berikut :




A= Airway (Jalan Nafas)
Airway yaitu pembebasan jalan nafas, yaitu jika di bagian mulut korban ada yang menghalangi seperti darah/pasir/kerikil/ dsb. maka harus dibersikan terlebih dahulu. setelah dibersihkan, angkat bagian dagu dan tekan bagian dahi sambil jari tangan yang memegang dahi menutup hidung korban kemudian memberikan nafas buatan, jika pada korbang yang tidak cedera pada bagian tulang leher.
Jika pada korbang yang cedera tulang leher bisa menggunakan posisi Jaw Thrust, yaitu pendorongan rahan bawah, dan kedua kaki bersimpuh berasa tepat di bagian kepala korban.

pada pemberian nafas buatan, lakukan 30X Circulatory di dada, dengan 2x pemberian nafas buatan.
lakuakan sampai ;
1. pasien sudah sadar
2. jika penolong sudah teramat lelah
3. jika ambulance datang


B=breathing (pernapasan)
breathing adalah pemantauan dari hasil Circulatory dan Airway yang telah penolong lakukan kepada korbannya, Yaitu, dengan :
1, melihat  (LOOK): ada atau tidaknya pengembangan bagian dada
2. dengarkan (LISTEN): dengarkan apakah ada suara nafas korban
3. rasakan (FEEL) : rasakan apakah hembusan dari korban




ini adalah teori Keterampilan Dasar Kebidanan yang saya dapatkan dari dosen saya, Ibu Maratusholikhah Nurtyas,
ini adalah contoh video Airway


Video RJP pada Point Airway dalam kutipan Film Playfull kiss episode 16





sumber gambar :
https://www.google.co.id/search?q=gambar+RJP&tbm=isch&imgil=4rX5iydnLQIQWM%253A%253B6dk3Pz2Giv9onM%253Bhttps%25253A%25252F%25252Foctari.wordpress.com%25252Ftag%25252Fresusitasi-jantung-paru%25252F&source=iu&pf=m&fir=4rX5iydnLQIQWM%253A%252C6dk3Pz2Giv9onM%252C_&usg=__JSV8RCBw4WmdzaXPs0JGL-oYTJ0%3D&biw=1366&bih=662&ved=0ahUKEwiv47SpwtHTAhVGMY8KHQZ_CzcQyjcIPw&ei=1aQIWe-kKMbivASG_q24Aw#imgrc=4rX5iydnLQIQWM:

Minggu, 30 April 2017

RESUME KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA



1.     Asidosis respiratorik, adalah kondisi keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
§  Beberapa penyebab  asidosis respiratorik
      Asma
      Enfisema
      Bronkitis kronis
      Obesitas berat sehingga membuat seseorsng kesulitan untuk bernapas.
§  Gejala asidosis respiratorik
      Lesu, sesak napas, mengantuk, mudah lelah, denyut jantung tidak teratur,  mudah marah dll
§  Penanganan/pengobatan
      Difokuskan pada akar penyebab yang mendasarinya
      Asidosis respiratorik yang dipicu oleh penyakit paru-paru, pengobatan akan mencakup obat broncho-dilator untuk memperbaiki ganggaun jalan napas.
§  Pemeriksaan yang dilakukan
                    Memeriksa pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

2.   Asidosis metabolik adalah merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan peningkatan keasaman plasma, karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
§  Beberapa  penyebab asidosis metabolik
      Diare
      Gagal jantung
      Malaria
§  Gejala asidosis metabolik
      Nyeri tulang
      Penurunan berat badan
      Kejang
§  Penanganan/pengobatan
      Jika pH dibawah 7,1 ,  pemberian bikarbonat secara intravena mungkin diperlukan untuk menetralisir asam
§  Pemeriksaan yang dilakukan
      Tes darah

3.  Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan saat darah menjadi basa karena pernapasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
§  Beberapa penyebab alkalosis respiratorik
      Rasa nyeri
      Sirosis  hati
      Demam
§  Gejala alkalosis respiratorik
      Gatal disekitar bibir dan wajah
      Kejang otot
§  Penanganan/pengobatan
      Memperlambat pernapasan
§  Pemeriksaan yang dilakukan
      Pengukuran karbondioksida dalam darah arteri


4.  Alkalosis metabolik adalah kondisi dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
§  Beberapa penyebab alkalosis metabolik
      Muntah berkepanjangan
      Kehilangan asam
      Penggunaan obat golongan diuretik
§  Gejala alkalosis metabolik
      Sakit kepala
      Lesu
      Detak jantung akan berlangsung lebih cepat yang disertai penurunan tekanan darah.
§  Penanganan/pengobatan
      Pengobatan terutama ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan pH dalam tubuh. Untuk itu, tubuh harus terhidrasi dengan baik terlebih dahulu.
      Ketika alkalosis disebabkan karena hiperventilasi, penderita akan diberi lebih banyak suplai oksigen untuk mengatasi masalah ini.
§  Pemeriksaan yang dilakukaan
      Mengukur elektolit serum dan kandungan gas dalam darah di arteri

Jenis Cairan Elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh cairan elektrolit:
1.     Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+
2.     Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3
3.     Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3


Daftar pustaka

      Ardhiyanti, Pitriani & Damayanti, 2015, Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan I, Pekanbaru, Deepublish
diakses pada Minggu, 11 September 2016 pukul 20.15 WIB

HYPNOBIRTHING DALAM KEBIDANAN


FREFACE

First of all, thanks to God because of the help of God.  Writer Finished writing the paper enttitled “Hypnobirthing “right in the calculed time.

In arranging this paper, the writer trully get lots challenges and obstructions but with help of many individuals, those obstructions could passed. Writer also realized there are still many mistakes in process of writing this paper.

Because of that, the writersays thank you to all individuals who helps in the process of writing this paper. Hopefully God replies all helps and bless you all. The writer realized that this paper still imperfect in arrangment and the contect. Then the writer hope the criticism form the readers can help the writer in perfecting the next paper. Last but not the least hopefully ,this paper can helps the readers to again a more knowledge.



i
TABLE OF CONTENTS

Preface.............................................................................................................................    i
Table of contects.............................................................................................................     3
CHAPTER I  PREMILINARY.........................................................................................   4
a.       Formulation of the problem................................................................................................    4
b.      Purpose............................................................................................................................    4
CHAPTER II  DISCUSSION.............................................................................................  5
CHAPTER III CONCLUSION..........................................................................................   7
Bibliography.........................................................................................................................7






3

CHAPTER I

PREMILINARY


A. Background
Childbirth is a normal physiological and events experienced by women. Labor that can not be handled properly can cause birth process does not take place smoothly so that the delivery takes longer. Power or the power of the mother is the one that can affect labor to last long.
Pain in childbirth is painful uterine contractions that can lead to increased activity of the sympathetic nervous system. Severe pain in childbirth can cause perubahanperubahan physiology, such as increased blood pressure, increase in heart rate, and respiratory rate increase, and if not addressed, then this situation will increase anxiety, tension, fear and stress. Increased consumption of glucose in the body mothers who experience stress causes fatigue and catecholamine secretion that inhibits contractions of the uterus, and it causes birth into old.
Hypnobirthing method is a combination of process natural birth with hypnosis to build a positive perception and confidence as well as lowering the fear, anxiety and tension, and panic before, during and after childbirth). One of the technique is autohipnosis (selfhipnosis) or swasugesti in the face and go through pregnancy and childbirth so that the pregnant women were able through pregnancy and birth in the natural way, smooth, and comfortable (without pain), and more importantly is to mental health of the baby. When the woman who gave birth free from fear, his muscles, including the muscles of the uterus, will experience the relaxation that make the birth process easier and stress-free

B. Formulation of the problem
         1.       What the means hypnobirthing ?
         2.       What benefits hypnobirthing?
         3.       How the method of  hypnobirthing?
C. Purpose
         1.      explain the concept of hypnobirthing




4
CHAPTER II

DISCUSSION

          Hypnobirthing intended that mothers can give birth with convenient, fast, and smooth and relieve the pain of childbirth without the aid of any anesthetic. This method is also more emphasis birth in a positive way, gentle, safe, and easy.
          Hypnobirthing method emphasizes the emergence of positive suggestion, feeling calm and relaxed which makes it convenient. When conditions are calm and relaxed, then the brain will automatically drain endorphins that reduce pain and provide comfort and relaxation. However, if the sense of panic, fear, or stress during labor intensified, then the brain will drain the substance which cover expenses endorphins. The more afraid someone at birth, the more extraordinary is also pain will be felt.
         Hypnobirthing will bring a mother to do not think about and feel the pain caused by contractions of the uterus. Contraction is a natural thing that must happen during labor. However, hypnobirthing able to make mothers stay relaxed and not panic so without painful birth process went smoothly and suddenly the baby's cry was heard. When in a relaxed state, the subconscious mother would regulate the alignment of the body and produce anesthesia or sedation naturally in the mother that is endorphins.

RESULTS AND DISCUSSION
In this chapter will be described on the results of research and discussion on hypnobirthing influence on the level of pain and progress of labor can be seen in Table 1:
Table 1. Effect Against Hypnobirthing Childbirth Pain Intensity
Variabel
N
Mean
SD
SE
P-Value
Tidak hypno
15
7,67
1,345
0,347
0,001
hypno
15
5,73
1,534
0,396

Source: Primary Data
From Table 1 obtained P value 0.001, which means means that a significant difference between the intensity of labor pain hypnobirthing with the birth mothers. This is evident from the decline in the pain scale at 30 samples conducted research on groups hypnobirthing.


5
     
  In the group that was not given hypnobirthing, most respondents experiencing severe pain (66.7%), followed by moderate pain (26.7%), and very severe pain (6.7%). In the group given hypnobirthing, the majority of respondents had moderate pain (60%), followed by severe pain (26.7%), and mild pain (13.3%).
       This is in line with research conducted Melyana, et al. (2009) in the title hypnobirthing method effect on pain intensity in the first stage of normal labor BPS Semarang. The study showed that most respondents in the group not given hypnobirthing experiencing severe pain intensity by 70% and 30% mild pain. In the group given hypnobirthing, most respondents experiencing mild pain as much as 66%, 27% moderate pain and severe pain as much as 7%. This research was supported by the results of 2010 Marfu'ah of pain intensity differences among respondents who do hypnobirthing on maternity primipara in normal labor. The results of the study note that, of the 30 respondents who were given hypnobirthing, respondents showed severe pain was 40%, 53.3% moderate pain, and mild pain 3.3% (Marfu'ah, 2010).

Table 2. Effect Hypnobirthing the progress of labor (calculated in minutes)
variabel
Mean
SD
SE
P-Value
N
Not hypno
100
59,642
5,399
0,038
15
hypno
60,67
34,737
3,969
-
15
Source: Primary Data
From table 2 analysis showed that the average duration of labor in women given birth without hypnobirthing is to progress in labor 100 minutes and the average maternity with hynobirthing is 66.7 minutes. The p-value of 0.038 means that there hypnobirthing influence on the progress of labor in birth mothers.




6

CHAPTER III

CONCLUSION

Conclusion
Hypnobirthing have significant influence with the level of pain and progress of labor in birth mothers with p-values respectively 0.001 and 0.038.



BIBLIOGRAPHY

Aprilia, Y. (2010). Hipnostetri. Relax Comfortable and Safe Pregnancy and Childbirth time. Jakarta. Gagas Media.
Bobak, Irena. (2005). Maternity Nursing. Jakarta: EGC. ,
Cunningham, F.Gary. (2004). Obstetrics William. Jakarta: EGC
Harahap D, (2009). The influence of self hypnosis relaxation techniques on the level and duration of labor pain in primiparous mother. Thesis FIK UI
Hidayat, A.A. (2007). Midwifery Research Methods and Data Analysis Techniques. Jakarta: Salemba Medika
Kuswandi, Lany. (2013). Hynobirthing A Gentle Way to Give Birth. Moulds I. Library Lady. , Jakarta.
Marfuah., S .. (2010). Differences in pain intensity when one normal delivery in primipara mothers were given hypnoterapy
Mahmudah S. (2013) Effect of Hypnobirthing the first stage of labor longer phase Off On Mother Maternity in BPS Pritchard. STIKES Ngudi Waluyo.
Melyana, et al. (2009). Effect of Method Hypnobirthing against Kala Pain Intensity I BPS Normal Delivery in Semarang. Semarang: Semarang Health Polytechnic. not published
Mongan. (2007). Hypnobrithing. Jakarta: PT Bhuana Popular Science





PENGAPLIKASIAN TEORI OREM DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................     i
KATA PENGANTAR........................................................................................................      ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................    iii
BAB I   : Pendahuluan
                 1.1 Latar Belakang..............................................................................................   4
                 1.2 Tujuan...........................................................................................................  4
                 1.3 Manfaat.........................................................................................................  4
BAB II  : Pembahasan
2.1  Teori Dorothea E.Orem................................................................................     5
                 2.2 Langkah-langkah Proses Kebidanan menurut Orem.....................................        6
                 2.3 Pengaplikasian Teori Orem dalam Praktik Kebidanan .................................        8

BAB III:  Penutup
                 3.1 Kesimpulan..................................................................................................  10   
                 3.2 Saran........................................................................................... ................ 10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................    11





BAB I

PENDAHULUAN

      A.    Latar belakang
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide  yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care".
Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi :
a. Teori self care
b. Teori self care deficit
c. Teori nursing system

      B.   Tujuan pembuatan makalah
           1.    Untuk mengetahui lebih dalam tentang teori Dorothea E. Orem. 
           2.    Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut Teori Dorothea E. Orem. 



       C.    Manfaat pembuatan makalah 
             1.      Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang Teori Ernestine Wiedenbach.
        2.    Mahasiswa mampu mengetahui tentang penjelasan konsep yang luas menurut Ernestine Wiedenbach.


  
BAB II

PEMBAHASAN
        A.    Teori Dorothea E. Orem
Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali jika tidak memungkinkan,orang yang biasa memenuhi kebutuhan self care sendiri di sebut Self Care Agent.sedangkan bagi bayi,anak,orang yang sakit berat atau tidak sadar,keluarga atau orang tua merupakan Dependent Care Agent.
Kebutuhan Self Care dibagi 3 kategori;
  1.      Universal Self Care
Yaitu kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan udara,air,makanan,eliminasi,keseimbangan aktifitas dan istirahat.
  2.      Development Self Care
Yaitu kebutuhan yang timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana individu tersebut berada, sehingga kebutuhan ini di hubungkan dengan siklus kehidupan manusia.
  3.      Health Deviation Self Care
Kebutuhan yang ada jika seseorang kesehatannya terganggu yang mengakibatkan perubahan perilaku self care.
           
        B.     Teori Self-care Defisit
Bila individu mampu untuk memenuhi tuntutan self care maka kebutuhan untuk merawat diri sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan lebih besar dari kemampuan maka akan terjadi ketidak seimbangan yang disebut self care defisit.
Tujuan untuk memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan :
1.      Menurunkan kebutuhan self care ke tahap dimana pasien dapat memenuhinya.
2.      Meningkatkan kemampuan pasien untuk dapat memenuhi self care.
3.      Mengijinkan keluarga atau orang lain untuk memberikan dependent care bila self care tidak memungkinkan.
4.      Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan maka bidan yang akan melaksanakannya bantuan yang dapat diberikan adalah berupa: berperan atau melakukan, mengajak, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.

Untuk dapat memberikan maka bidan harus memperhatikan  aspek penting yaitu:
1.      Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai kelompok tersebut mampu melaksanakan asuhan sendiri.
2.      Menentukan bantuan yang dibutuhkan pasien.
3.      Memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
4.      Merencanakan bantuan langsung bersama pasien dan keluarga.
5.      Mengintergrasikan asuhan dengan kegiatan sehari hari pasien dan pelayanan kesehatan lainya sehingga untuk memberikan bantuan kepada pasien diperlukan pengetahuan tentang manusia, kebutuhan self care, self care defisit, dan menerapkan 5 teori bantuan.

Proses keperawatan berdasarkan self-care model. Definisi proses keperawatan menurut Orem:
1.         Menentukan mengapa seseorang membutuhkah asuhan keperawatan.
2.         Menentukan sistem bantuan keperawatan.
3.         Merencanakan pelaksanaan bantuan keperawatan yang spesifik.
4.         Memberikan dan mengevaluasi pelaksanaan bantuan keperawatan.

2     B.    Langkah-langkahProses Kebidanan menurut Orem
           1.  Pengkajian
    Tujuan: menentukan kebutuhan self care individu, mengidentifikasi apakah ada atau tidak ada self care deficit.
Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi/menghilangkandeficit yang ada dengan:
a.  Mengurangi kebutuhan self-care.
b. Meningkatkan keseorangan pasien untuk memenuhi kebutuhan self-care.
c.  Memperbolehkan keluarga satu orang lain memberikan dependent care.
d. Memenuhi langsung kebutuhan self-care.
e.  Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan keperawatan dengan kegiatan pasien sehari-hari, pelayanan kesehatan yang lain diperlukan/diterima dan pelayanan sosial dan pendidkan yang diperlukan/diterima.

              Tiga kategori kebutuhan self-care dapat dipakai sebagai kerangka pengkajian :
             a.      Universal
               Menggunakan observasi, pengukuran dan wawancara untuk mengidentifikasi pola
           normal kebutuhan pasien sehari-hari, mengidentifikasi dan menganalisa ketidakseorangan
           melakukan self-care.
              b.      Developmental
                Mengidentifikasi perubahan gaya hidup pasien atau siklus kehidupan dan kebutuhan
            akan pengembangan yang timbul dari perubahan tersebut.
              c.      Health Deviation
                Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah
                  pada penyakit. 

            2.      Perencanaan
     Setelah mengidentifikasi self-care deficit maka data ini dapat dipakai sebagai pemyataan
  masalah dalam rencana keperawatan. Kemudian perawat menentukan sistem keperawatan
  yang diperlukan: totally compensatory, partially compensatory atau educative or supportive
  serta tujuan yang telah ditentukan oleh perawat-pasien, untuk menghilangkan self-care
   deficit.
             3.      Implementasi
                     Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi
             penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh
             kembang. 
            4.      Evaluasi
                  Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan
              dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.

           C.   Penerapan Teori Orem  dalam Kasus Praktik Kebidanan
   Ibu hamil dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Klien dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai sejahtera/kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, seorang bidan menurut teori self-care berperan sebagai pendukung/pendidik bagi klien secara terkontrol untuk tetap mempertahankan kemampuan optimalnya dalam mencapai sejahtera.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan teori Orem yaitu:
       1.   Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal)
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien bumil DM, kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai (menjaga pola makanan dan jenis makanan yang akan dikonsumsi) dan pemantauan kadar glukosa darah.
       2.      Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan)
Klien  mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan antara lain menimbulkan peningkatan dalam berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya tinggi). 
      3.     Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang-kejang, takhi kardi, dan hemiparesis. Pada klien terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki. Klien akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh klien bumil dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem peran bidan dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah bidan mulai bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan kondisi aktual klien yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus yang diderita oleh klien.




BAB III

PENUTUP

3    A.    Kesimpulan
Dalam Dorothea E. Orem terdapat 3 konsep model asuhan kebidanan yaitu :
a. Teori self care
b. Teori self care deficit
c. Teori nursing system
Langkah-langkah Proses Kebidanan menurut Dorothea E. Orem yaitu :
1.      Pengkajian
2.      Perencanaan
3.      Implementasi
4.      Evaluasi
     
      B.    Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun sebagai manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini, agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami diwaktu yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani, Dwana, 2008. Konsep Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
Marmi, S.ST., M.Kes, Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta